Pendahuluan
Kelor (Moringa oleifera Lam) merupakan tanaman perdu yang tinggi pohonnya dapat mencapai 10 meter, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut dan dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah kecuali tanah berlempung berat dan menyukai pH tanah netral sampai sedikit asam. Tanaman yang berasal dari dataran sekitar Himalaya, India, Pakistan dan Afganistan ini tidak asing bagi keseharian masyarakat di Nusa Tenggara Barat karena selain berfungsi sebagai pagar hidup di pekarangan dan kebun, kelor merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak di konsumsi rumah tangga tani. Diberbagai belahan dunia seperti di Afrika; Etiopia, Sudan, Somalia, Kenya dan juga di Arab Saudi dan Israel kelor juga dipergunakan sebagai tanaman pionir karena tahan kekeringan dan juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pemberian daun kelor pada sapi dilaporkan dapat meningkatkan pertambahan berat badan. Daun kelor dan buah kelor sebenarnya mempunyai nilai ekonomis karena sebagian petani dapat menjual daun dan buah mudanya kepasar namun budidayanya belum banyak dikembangkan dan dipelajari untuk dapat menghasilkan produksi daun yang optimal dengan kualitas yang tinggi. Perbanyakan Kelor Kelor sangat mudah ditanam baik dengan menggunakan stek maupun biji. Penanaman dengan stek merupakan praktek yang paling umum dilakukan sesuai dengan fungsinya sebagai batas tanah, pagar hidup ataupun batang perambat. Perbanyakan dengan stek cenderung memberikan produksi biomas yang lebih banyak karena tanaman cenderung menghasilkan banyak cabang yang rimbun sedangkan perbanyakan dengan biji menyebabkan tanaman cenderung tumbuh keatas dengan batang utama dan percabangan yang sedikit. 1. Perbanyakan dengan stek batang Perbanyakan dengan batang membutuhkan batang stek dengan tinggi antara 0,5 – 1,5 m disesuaikan dengan kebutuhan. Penanaman dengan batang stek yang pendek dapat dilakukan pada pekarangan rumah namun untuk kebun diperlukan batang yang tinggi untuk melindungi tanaman dari ternak. Batang stek yang digunakan sebaiknya berasal dari tanaman yang sehat dan berumur lebih dari enam bulan. Semakin besar lingkaran batang stek semakin besar peluangnya untuk hidup. Penanaman stek dilakukan dengan membuat lubang sedalam 10 – 15 cm dan dihindari melakukan tujak langsung yang dapat merusak bagian kulit ujung batang sehingga mengganggu tempat pertumbuhan perakaran. Pada bagian ujung stek dipotong diagonal untuk memperluas bidang pertumbuhan akar sehingga tanaman dapat bertumbuh dengan cepat dan dengan perakaran yang kokoh. Batang stek setelah dipotong tidak boleh dibiarkan lebih dari tiga hari sebelum ditanam. Waktu penanaman stek batang terbaik adalah pada akhir musim kemarau sampai awal musim hujan. Jarak tanam sangat ditentukan dengan kebutuhan, jarak yang rapat dibutuhkan untuk pagar hidup dan mencegah masuknya hewan liar kedalam kebun. 2. Perbanyakan dengan biji Perbanyakan dengan biji mempunyai persyaratan yang berbeda dengan perbanyakan dengan stek batang. Tanaman yang diperbanyak dengan biji mempunyai pertumbuhan yang sangat lamban pada awal karena pertumbuhan lebih kepada pengembangan akar sehingga tanaman sangat rentan terhadap persaingan dengan gulma sehingga tanaman perlu disiang dengan teratur, namun setelah akar bertumbuh dengan baik tanaman menjadi lebih kokoh, tumbuh dengan cepat, tahan kekeringan dan mampu mengasilkan biomas daun yang tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan beberapa tindakan untuk dapat mempercepat pertumbuhan kelor yang ditanam dengan biji a. Pemilihan biji Biji yang ditanam sebaiknya berasal dari biji yang sudah diseleksi berasal dari tanaman yang sehat, dipanen pada waktu buah polong kelor sudah tua dan biji dikeringkan dengan baik. Biji yang dipilih sebagai calon benih adalah biji yang sehat penampilan biji tidak keriput, cacat atau rusak. b. Perlakuan terhadap biji Biji yang sudah diseleksi sebagai calon benih sebelum ditanam direndam dalam air hangat dan dibiarkan selama satu malam atau sampai biji terlihat berkembang, biji yang mengapung sebaiknya dibuang dan tidak digunakan sebagai benih. Biji yang sudah direndam kemudian ditiriskan dan dapat ditanam segera atau paling lambat sehari setelah ditiriskan. c. Penyiapan lahan Tata cara penyiapan lahan untuk untuk tanaman kelor sebagai pakan ternak sebagai berikut : i. Membersihkan rumput/gulma ii. Pengolahan tanah - Olah tanah dengan cangkul atau traktor atau bajak sedalam 25 cm hingga didapatkan struktur tanah yang gembur. - Buatkan saluran air - Biarkan tanah dikeringanginkan antara 5-10 hari, agar gas-gas beracun tanah dapat menguap iii. Membuat bedengan atau guludan Sistem bedengan - Buat bedengan atau guludan sesuai dengan luas lahan - Buatkan jarak antar bedengan sekitar 30 cm - Pada tanah yang humusnya sudah kurang/tanah kurang subur tambahkan pupuk kandang/kompos dengan merata sambil dibalikkan. - Ratakan bedengan untuk siap ditanami Sistem guludan - Buat guludan dengan lebar 20-30 cm, dengan 20 cm dengan jarak antar guludan 30-40 cm. - Pada tanah yang kurang subur dapat ditambahkan pupuk kompos/organik. - Rapikan guludan hingga baik untuk ditanam. d. Penanaman dengan biji Biji ditanam dengan cara ditugal sedalam 2-3 cm dan biji dimasukkan sebanyak 2-3 biji per lubang dan setiap lubang tanam ditutup dengan kompos sampai permukaan rata dengan tanah. Jarak baris sebesar 30 cm dan jarak tanam dalam satu baris sebesar 10 cm. Jika tidak hujan maka 3 hari setelah tanam dilakukan penyiraman atau pengairan untuk mempercepat perkecambahan benih dan selanjut disiram sekali seminggu. e. Waktu tanam Waktu tanam yang baik adalah pada awal musim hujan, dapat saja dilakukan sepanjang tahun asalkan air tanahnya tersedia sepanjang waktu. f. Penyulaman Sejak benih kelor ditanam, maka 5-7 hari kemudian sudah muncul dipermukaan tanah, benih yang tidak tumbuh sebaiknya disulan/diganti dengan yang baru, usahakan jangan jangan sampai umur tanaman lebih dari 15 hari setalah tanam g. Penyiangan Penyiangan dapat dilakukan pada tanaman berumur sekitar 30 hari setelah tanam atau tergantung dari pertumbuhan gulma, dengan cara mencabut gulma atau dengan menggunakan alat bantu seperti sabit atau cangkul, harus dilakukan secara hati-hati agar tidak mengganggu tanaman kelor h. Panen Pemangkasan dapat dilakukan setelah tinggi tanaman mencapai 1 meter dan pemanena berikutnya dilakukan antara 45 - 60 hari pada waktu musim hujan dan 60 – 90 hari pada waktu musim kemarau.
Kelor (Moringa oleifera Lam) merupakan tanaman perdu yang tinggi pohonnya dapat mencapai 10 meter, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut dan dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah kecuali tanah berlempung berat dan menyukai pH tanah netral sampai sedikit asam. Tanaman yang berasal dari dataran sekitar Himalaya, India, Pakistan dan Afganistan ini tidak asing bagi keseharian masyarakat di Nusa Tenggara Barat karena selain berfungsi sebagai pagar hidup di pekarangan dan kebun, kelor merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak di konsumsi rumah tangga tani. Diberbagai belahan dunia seperti di Afrika; Etiopia, Sudan, Somalia, Kenya dan juga di Arab Saudi dan Israel kelor juga dipergunakan sebagai tanaman pionir karena tahan kekeringan dan juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pemberian daun kelor pada sapi dilaporkan dapat meningkatkan pertambahan berat badan. Daun kelor dan buah kelor sebenarnya mempunyai nilai ekonomis karena sebagian petani dapat menjual daun dan buah mudanya kepasar namun budidayanya belum banyak dikembangkan dan dipelajari untuk dapat menghasilkan produksi daun yang optimal dengan kualitas yang tinggi. Perbanyakan Kelor Kelor sangat mudah ditanam baik dengan menggunakan stek maupun biji. Penanaman dengan stek merupakan praktek yang paling umum dilakukan sesuai dengan fungsinya sebagai batas tanah, pagar hidup ataupun batang perambat. Perbanyakan dengan stek cenderung memberikan produksi biomas yang lebih banyak karena tanaman cenderung menghasilkan banyak cabang yang rimbun sedangkan perbanyakan dengan biji menyebabkan tanaman cenderung tumbuh keatas dengan batang utama dan percabangan yang sedikit. 1. Perbanyakan dengan stek batang Perbanyakan dengan batang membutuhkan batang stek dengan tinggi antara 0,5 – 1,5 m disesuaikan dengan kebutuhan. Penanaman dengan batang stek yang pendek dapat dilakukan pada pekarangan rumah namun untuk kebun diperlukan batang yang tinggi untuk melindungi tanaman dari ternak. Batang stek yang digunakan sebaiknya berasal dari tanaman yang sehat dan berumur lebih dari enam bulan. Semakin besar lingkaran batang stek semakin besar peluangnya untuk hidup. Penanaman stek dilakukan dengan membuat lubang sedalam 10 – 15 cm dan dihindari melakukan tujak langsung yang dapat merusak bagian kulit ujung batang sehingga mengganggu tempat pertumbuhan perakaran. Pada bagian ujung stek dipotong diagonal untuk memperluas bidang pertumbuhan akar sehingga tanaman dapat bertumbuh dengan cepat dan dengan perakaran yang kokoh. Batang stek setelah dipotong tidak boleh dibiarkan lebih dari tiga hari sebelum ditanam. Waktu penanaman stek batang terbaik adalah pada akhir musim kemarau sampai awal musim hujan. Jarak tanam sangat ditentukan dengan kebutuhan, jarak yang rapat dibutuhkan untuk pagar hidup dan mencegah masuknya hewan liar kedalam kebun. 2. Perbanyakan dengan biji Perbanyakan dengan biji mempunyai persyaratan yang berbeda dengan perbanyakan dengan stek batang. Tanaman yang diperbanyak dengan biji mempunyai pertumbuhan yang sangat lamban pada awal karena pertumbuhan lebih kepada pengembangan akar sehingga tanaman sangat rentan terhadap persaingan dengan gulma sehingga tanaman perlu disiang dengan teratur, namun setelah akar bertumbuh dengan baik tanaman menjadi lebih kokoh, tumbuh dengan cepat, tahan kekeringan dan mampu mengasilkan biomas daun yang tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan beberapa tindakan untuk dapat mempercepat pertumbuhan kelor yang ditanam dengan biji a. Pemilihan biji Biji yang ditanam sebaiknya berasal dari biji yang sudah diseleksi berasal dari tanaman yang sehat, dipanen pada waktu buah polong kelor sudah tua dan biji dikeringkan dengan baik. Biji yang dipilih sebagai calon benih adalah biji yang sehat penampilan biji tidak keriput, cacat atau rusak. b. Perlakuan terhadap biji Biji yang sudah diseleksi sebagai calon benih sebelum ditanam direndam dalam air hangat dan dibiarkan selama satu malam atau sampai biji terlihat berkembang, biji yang mengapung sebaiknya dibuang dan tidak digunakan sebagai benih. Biji yang sudah direndam kemudian ditiriskan dan dapat ditanam segera atau paling lambat sehari setelah ditiriskan. c. Penyiapan lahan Tata cara penyiapan lahan untuk untuk tanaman kelor sebagai pakan ternak sebagai berikut : i. Membersihkan rumput/gulma ii. Pengolahan tanah - Olah tanah dengan cangkul atau traktor atau bajak sedalam 25 cm hingga didapatkan struktur tanah yang gembur. - Buatkan saluran air - Biarkan tanah dikeringanginkan antara 5-10 hari, agar gas-gas beracun tanah dapat menguap iii. Membuat bedengan atau guludan Sistem bedengan - Buat bedengan atau guludan sesuai dengan luas lahan - Buatkan jarak antar bedengan sekitar 30 cm - Pada tanah yang humusnya sudah kurang/tanah kurang subur tambahkan pupuk kandang/kompos dengan merata sambil dibalikkan. - Ratakan bedengan untuk siap ditanami Sistem guludan - Buat guludan dengan lebar 20-30 cm, dengan 20 cm dengan jarak antar guludan 30-40 cm. - Pada tanah yang kurang subur dapat ditambahkan pupuk kompos/organik. - Rapikan guludan hingga baik untuk ditanam. d. Penanaman dengan biji Biji ditanam dengan cara ditugal sedalam 2-3 cm dan biji dimasukkan sebanyak 2-3 biji per lubang dan setiap lubang tanam ditutup dengan kompos sampai permukaan rata dengan tanah. Jarak baris sebesar 30 cm dan jarak tanam dalam satu baris sebesar 10 cm. Jika tidak hujan maka 3 hari setelah tanam dilakukan penyiraman atau pengairan untuk mempercepat perkecambahan benih dan selanjut disiram sekali seminggu. e. Waktu tanam Waktu tanam yang baik adalah pada awal musim hujan, dapat saja dilakukan sepanjang tahun asalkan air tanahnya tersedia sepanjang waktu. f. Penyulaman Sejak benih kelor ditanam, maka 5-7 hari kemudian sudah muncul dipermukaan tanah, benih yang tidak tumbuh sebaiknya disulan/diganti dengan yang baru, usahakan jangan jangan sampai umur tanaman lebih dari 15 hari setalah tanam g. Penyiangan Penyiangan dapat dilakukan pada tanaman berumur sekitar 30 hari setelah tanam atau tergantung dari pertumbuhan gulma, dengan cara mencabut gulma atau dengan menggunakan alat bantu seperti sabit atau cangkul, harus dilakukan secara hati-hati agar tidak mengganggu tanaman kelor h. Panen Pemangkasan dapat dilakukan setelah tinggi tanaman mencapai 1 meter dan pemanena berikutnya dilakukan antara 45 - 60 hari pada waktu musim hujan dan 60 – 90 hari pada waktu musim kemarau.