Tanaman
nenas dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan merata sepanjang
tahun dengan jumlah antara 1.000 - 2.000 Mm pertahun serta suhu optimum 32o C.
Tanaman ini tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian 100 - 200 M dari
permukaan laut, tetapi pada keadaan tertentu dapat juga tumbuh dengan baik pada
ketinggian 1200 M dpl. Pada daerah-daerah yang merupakan iklim C dan D tanaman
nenas dapat tumbuh baik pada daerah yang merupakan irigasi teknis.
Tanaman
nenas tumbuh baik pada tanah yang gembur, tidak tahan genangan air, lebih-lebih
di daerah basah dengan tanah liat yang tergenang air cukup lama, tanaman nenas
akan tumbuh merana. Untuk daerah kering diperlukan sistem pengairan yang baik
dan air tanah tidak lebih dari 150 Cm dari permukaan laut. Tanah yang cocok
untuk budidaya nenas adalah tanah dengan tekstur ringan (pasir) dan sedang
serta mengandung humus yang banyak dengan pH sekitar 4,5 - 5,5 untuk tanah
podsolik dengan kandungan litany tinggi, nenas bisa tumbuh dengan diimbangi
pemupukan intensif dan penggunaan pupuk organik yang tinggi.
·
Pemeliharaan:
·
Pemupukan;
Pemupukan
merupakan satu aspek penting dari kegiatan usaha tani nenas karena erat
kaitannya dengan peningkatan produksi. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk
an-organik seperti Urea, TSP/Sp-36 dan KCI maupun pupuk organik seperti pupuk
kandang dan kompos. Dosis pupuk untuk tanaman nenas, sebagai berikut:
Dosis
Pupuk Per Ha/Tahun
|
|||
Urea
(Kg)
|
Sp-36
(Kg)
|
KCI
(Kg)
|
Pupuk
Kandang/ Kompos (Kg)
|
225
|
125
|
300
|
20
|
Pemupukan
dengan pupuk an-organik (Urea, SP-36 dan KCI) dilakukan 2 kali dalam setahun.
Sedangkan pupuk organik (kandang/ kompos) diberikan satu kali dalam setahun
pada awal musim penghujan.
Cara pemberian pupuk an-organik diberikan dengan cara mencampur ke-tiga pupuk lalu ditaburkan pada parit sedalam 10 - 15 Cm disekeliling tanaman, kemudian parit ditutup kembali dengan tanah. Pupuk organik diberikan dengan cara ditebarkan pada larikan/ parit disekeliling batang tanaman dengan kedalaman 15 - 20 Cm pada jarak 25 - 50 Cm dari pangkal tanaman/ rumpun dan ditutup kembali dengan tanah.
Cara pemberian pupuk an-organik diberikan dengan cara mencampur ke-tiga pupuk lalu ditaburkan pada parit sedalam 10 - 15 Cm disekeliling tanaman, kemudian parit ditutup kembali dengan tanah. Pupuk organik diberikan dengan cara ditebarkan pada larikan/ parit disekeliling batang tanaman dengan kedalaman 15 - 20 Cm pada jarak 25 - 50 Cm dari pangkal tanaman/ rumpun dan ditutup kembali dengan tanah.
·
Penyiangan;
Penyiangan
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali sebelum dilakukan penyiangan, daun-daun
harus diikat sehingga penyiangan tidak terganggu oleh daun-daun yang berduri.
Bersamaan dengan penyiangan tanah perlu digemburkan agar akar-akar tanaman
mendapatkan udara yang cukup, setelah pekerjaan penyiangan selesai,
ikatan-ikatan daun dilepas sedangkan untuk tanah-tanah yang datar di daerah
beriklim basah perlu dibuatkan parit drainase.
·
Penjarangan anakan;
Penjarangan
anakan diperlukan untuk dapat menghasilkan buah berukuran besar secara teratur
selama beberapa kali panen. Penjarangan anakan dari tunas akar sebaiknya
dilakukan secara teratur setelah 3 - 4 musim panen tanaman nenas biasanya tidak
dibongkar tetapi tunas anakannya dibiarkan tumbuh. Tunas lain dibuang atau
digunakan sebagai bibit. Kelangsungan produksi dari induk ke tunas anakan ini
dibiarkan berlangsung terus sampai kira-kira lima tahun, setelah umur lima
tahun tanaman nenas dibongkar dan diganti tanaman baru.
·
Pengendalian
organisme pengganggu;
·
Penyakit
busuk hati (hert rot) dan busuk akar (root rot)
·
Gejala,
daun tanaman yang terserang cendawan phytoptora Sp. mengalami klorosis, daun
muda mudah dicabut, pembusukan dapat meluas ke batang tanaman serta menyebabkan
busuk akar sehingga pertumbuhan terhambat dan pematangan buah tertunda.
·
Pengendalian,
sebelum tanaman bibit dicelup dalam suspensi fungisida sanitasi kebun dari
tanaman yang sakit dan sisa tanaman yang sakit dan sisa tanaman sebelumnya
harus bersih.
·
Penyakit
busuk pangkal (base rot)
·
Gejala,
serangan cendawan carato cystis paradora pada bibit mengakibatkan busuk lunak
berwarna coklat pada pangkalnya. Pada daun timbul bercak-bercak putih
kekuningan. Infeksi buah batang mengakibatkan buah busuk.
·
Pengendalian,
untuk mencegah terjadinya infeksi melalui bekas potongan pada pangkal buah
diberikan perlakuan asan limzoat 10 % dalam etarol. Dilakukan pemotongan buah.
·
Pengairan dan penutupan tanah;
Pengairan
harus diatur sedemikian rupa sehingga air tidak menggenang. Pengairan
diperlukan pada waktu penumpukan sekitar rumpun tanaman nenas dapat diberi
penutup tambahan (mulsa) seperti jerami, daun-daun dan sebagainya.
·
Penggunaan ZPT;
Tanaman
nenas dapat dipaksa untuk berbunga pada setiap saat, yakni dengan memberikan
zat kimia yang berfungsi sebagai hormon pembungaan. Zat kimia yang sering
digunakan adalah kalsium karbit dan ethrel. Selain itu juga digunakan hormon
akar seperti IAA, IBA dan NAA. Teknik pembungaan buatan dilakukan ke dalam
titik tumbuh tanaman nenas pada pagi-pagi sekali dan sore hari untuk mengurangi
reaksi panas dan kemudian disemprotkan dengan air dingin diatasnya. Selain itu
dapat pula tanaman disemprotkan dengan larutan ethrel 70 - 200 ppm, karena
ethrel ini pada pH rendah dalam sel tanaman akan terurai menjadi estilin yang
dapat berfungsi sebagai hormon pembungaan. Untuk mendapatkan produksi yang
tinggi, sebaiknya sewaktu diberi zat kimia tanaman telah berumur 6 bulan atau
jumlah daun sekitar 20 - 30 helai.
·
Panen;
Pada
umumnya nenas dapat di panen setelah berumur 12 - 15 bulan tergantung bibit
yang digunakan. Buah nenas yang siap di panen dapat diketahui dari :
·
Mahkota
jadi lebih terbuka;
·
Tangkai
buah menjadi keriput;
·
Mata
duri lebih mendatar dan besar serta bertulang lebih bulat;
·
Warna
buah mulai menguning;
·
Timbul
aroma nenas yang harum.