Headlines News :
Home » » Budidaya Durian

Budidaya Durian

Diposkan Oleh Unknown on Selasa, 12 Maret 2013 | 16.54

Pendahuluan
Durian (Durio Zibethinus Murr) termasuk dalam familia Bombaceae.Berasal dari daerah tropis di Asia (Malaysia) kemudian menyebar ke Asia Tenggara dan berbagai belahan dunia. Pada musim buah durian, berbagai varietas dan tipe diperdagangkan di berbagai pasar dalam negeri. Untuk pasar luar negeri, penyuluhan rekomendasi varietas unggul serta promosi masih perlu ditingkatkan sesuai permintaan pasar. Demikian pula peningkatan adopsi dan aplikasi teknologi budidaya durian di sentra produksi dalam upaya peningkatan mutu buah.
Pesaing Indonesia sebagai penghasil buah durian adalah Thailand dan Malaysia. Sentra produksi durian di Indonesia adalah Sumatera Utara, Riau, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat (Tabel 1). Varietas durian yang . direkomendasikan untuk dibudidayakan adalah Sunan, Sukun, Petruk, Sitokong, Mas, Kane, Matahari dan Hepe.

Tabel 1. Data Sentra Produksi Durian Utama Tahun 2000

No.
Provinsi
Kabupaten
Luas (H1)
Produksi (Ton)
Bulan Panen
1
Sumatera Utara
- Tapsei
247.75
1.836
9-1


- Asahan
253,01
1.303
8-12
2
Riau
- Indragiri
519,17
6.427
11-1


Hulu
212,36
983
12-1


- Kep. Riau
334,72
3.342



- Kampar



3
Jambi
- Bungo Tebo
320,70
2.723
12-2
. 4
Jawa Barat
-    Bogor
-    Kuningan
421,27 265,50 '
4.814 1.039
13-3
5
Jawa Tengah
- Jepara
240,18
3.303
10-3
6
DI Yogyakarta
- Kulonprogo
213,21
1.686
10-3
7
Jawa Timur
-    Malang
-    Probolingo
-    Pasuruan
247,75 234,40 213,52
3.342 2.983 8.465
1-2
8
Kalimantan Barat
-    Sangau
-    Sintang
309,70 406,10
4.795           
5.796           
1-6

Tanaman durian tumbuh baik di daerah dengan ketinggian< 800 meter diatas permukaan laut (m dpi), dan masih dapat tumbuh pada ketinggian 1.000 m dpi, tetapi produktivitasnya sangat rendah. Membutuhkan iklim basah dengan curah hujan 1.500 - 2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Waktu pembungaan dan pembuahan dibutuhkan bulan kering selama 3 bulan dengan curah hujan < 60 mm/bulan dengan suhu udara 28° -29° C.
Durian membutuhkan lahan yang tanahnya gembur, subur dan bersolum cukup dalam, serta tanah lapisan bawah tidak berlapis liat yang bersifat kedap air sampai kedalaman 3 meter.

Perbanyakan Tanaman
1. Perbanyakan dengan okulasi/penempelan.
Sebagai entres dipilih tunas yang mempunyai mata-mata yang besar dan sehat dari cabang berumur kira-kira satu tahun. Pengambilan mata tempel dilakukan dengan membuat irisan agak lengkung horizontal diatas mata sepanjang 1 cm dan pada kedua ujung irisan tersebut dibuat irisan vertikal kebawah sepanjang kira-kira 2,5 cm, lalu dikelupas hingga diperoleh  kulit dengan satu mata yang baik dalam bentuk segi empat berukuran 1 x 2,5 cm. Pada batang bawah dikupas kulit kayunya sesuai bentuk dan ukuran mata tempel. Kemudian mata tempel segera ditempelkan. Selanjutnya tempat tempelan dibalut dengan pita plastik dan bagian mata tidak tertutup.
2. Penyambungan/grafting
Batang bawah dipotong sekitar 10 cm dari pangkal batang dan pada bagian atas dibuat keratan bebentuk huruf V sepanjang 2-3 cm. Selanjutnya dipotong batang atas sepanjang 8-10 cm yang memiliki minimal 2 mata tunas. Pangkal tunas dibuat runcing, agar bisa masuk keujung batang bawah, ikat sambungan tersebut dengan tali plastik. Calon benih ini kemudian diberi sungkup plastik, yang sebelumnya disiram dahulu. Sekitar 21 hari kemudian sungkup dibuka.
3. Cangkok
Perbanyak vegetatif dengan cara cangkok sebenarnya dapat dilakukan pada tanaman durian, tetapi benih yang dapat diperoleh sedikit dan dapat merusak bentuk pohon induknya sendiri serta sistem perakarannya tidak kuat karena tidak mempunyai akar tunggang.

Pembuatan Lubang Tanaman
Lubang tanam dibuat berukuran100 x 100 x 100 cm dengan jarak antar lubang 10 -14 m x 10 - 14 m. Saat pembuatan lubang tanam, tanah galian dibagi dua. Tanah galian bagian atas dikumpulkan sebelah kiri dan bagian bawah disebelah kanan lubang, setelah itu didiamkan selama 2 minggu. Sebelum tanah galian dimasukkan kembali, lapisan atas dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 35 kg dan 1 kg pupuk posfat perlubang. Lubang tanam ditutup selama 15 hari, setelah itu digali dengan ukuran sebesar polybag benih. Untuk menghindari gangguan hama, tanah galian dapat dicampur dengan insektisida Furadan 3 G.

Penanaman
Benih yang ditanam di lapangan sebaiknya sudah setinggi 75-150m kondisinya sehat, pertumbuhan batangnya kokoh, perakaran­nya banyak dan kuat. Polybag dilepas dan benih durian dimasukkan ke dalam lubang tanam. Lubang ditutup dengan tanah galian. Selanjutnya pada sisi tanaman didirikan ajir dan batang tanaman di ikat pada a i i r agar pertumbuhan tanaman tegak keatas searah ajir. Tanah di sekeliling batang ditutup rumput atau jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram. Benih diberi naungan dari rumbia sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari,

Pemeliharaan
1. Pemupukan
Tabel 2. Rekomendasi Pemupukan

Umur Tanaman
Pupuk Kandang (Pkd) dan NPK
Keterangan
0-3 bin tanam
36 kg Pkd
Diberikan sebelum penanaman pada waktu persiapan lubang
6 bulan
72 Kg Pkd
Disebar mengelilingi tanaman
1 tahun
108 Pkd + NPK 40- 80 g/th
Takaran untuk satu tahun tidak diberikan sekaligus tetapi 3 kali
2 tahun
NPK 150-300 g/th
Sda
3 tahun
NPK 400-600 g/th
Sda
4 tahun dst
Diperkirakan
Tambahan NPK yang diberikan dapat diperkirakan sesuai pertumbuhan diameter pohon. Untuk setiap kenaikan 1 cm diperlukan tambahan pupuk sebanyak 150-200 g/phn
8 tahun
280 kg Pkd + Sda
Sda
10 tahun
360 kg Pkd + sda
Sda

2. Pengairan
Pada awal penanaman durian di lapangan, penyiraman di lakukan setiap hari atau disesuaikan kondisi cuaca. Penyiraman selanjutnya perlu diberikan 1-2 kali seminggu pada musim kemarau, terutama pada saat tanaman berbuah. Jika air sangat berlebihan pada musim hujan, maka harus dibuat drainase yang baik.

3. Pemangkasan Bentuk

  • Pembentukan tajuk mulai diatur sejak tanaman berumur 1 tahun, kira-kira tinggi tanaman 70-100 cm, pembentukan tajuk dilakukan dengan memelihara satu batang utama dan 10 calon pembentukan cabang primer terpilih, dan pembentukan tanaman harus diusahakan supaya terjadi keseimbangan antara bentuk tajuk dengan percabangannya.
  • Pemangkasan dilakukan pada awal musim hujan. Berkas pemangkasan disaput dengan cat meni atau ter.



4. Pengendalian Hama Dan Penyakit
a. Hama Ulat Penggerek Buah

Disebabkan oleh ngengatTirathaba ruptilinea, larvanya berbentuk ulat hitam kecoklatan. Ulat menetas dari telur yang diletakkan pada kulit buah yang kemudian masuk ke daging buah dan menggereknya sampai busuk. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif deltametrin (contoh ; Decls 2,5 EC) atau
betasiflutrin (contoh ; Buldok 2,5 EC) dengan dosis 1 ml/l 2-3 minggu sekali sejak bunga berubah menjadi pentil buah hingga 2-3 minggu sebelum dipanen. Pengendalian dapat pula dilakukan dengan cara penasapan. Pengasapan dilakukan dengan pembakaran sampah basah 2-3 hari sekai disekltar tanaman dan diupayakan agar sampah tidak sampai terbakar.
b. Penyakit Kanker Batang
Penyebabnya adalah cendawan Phytophthora palmivora dan sering terjadi pada saat peralihan musim kemarau ke musim hujan. Gejala awal berupa bercak kecil pada cabang, kemudian melebar dan basah karena mengeluarkan blendok/lendir. Kemudian cendawan masuk ke batang serta berubah menjadi coklat tua dan pohon akan mati. Pengendalian dilakukan dengan cara, bercak coklat pada kulit batang dikorek sampai terlihat jaringan kayu yang sehat, kemudian bekas korekan dioles fungisida seperti yang berbahan aktif propamokarb hidroklorida (contoh: Previur N) dengan dosis 2 g/l atau mankozeb (contoh : Ridomil) 3-5 ml/l.


Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Aneka Ragam Budidaya - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger